Pada waktu kita memasukkan sebuah baterai ke dalam jam dinding, maka jam dinding itu mulai bekerja menjalankan tugasnya. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, ia terus bekerja sampai baterai itu habis ia terus bekerja, bekerja, dan bekerja.
Jam dinding itu bekerja tanpa pamrih: Dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting. Dihargai orang atau tidak, ia tetap berputar. Walau tak seorang pun mengucapkan terima kasih, ia tetap bekerja.
Pada waktu bekerja, ia tetap menyuarakan kebenaran, ia selalu berbicara apa adanya. Ketika jarum menunjukkan angka enam, ia pun setia berbunyi enam kali, saat menunjukkan jam sembilan, ia pun berbunyi sembilan kali, dan begitu seterusnya, tanpa dilebihkan atau dikurangi sedikitpun juga.
Ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia juga memberi ‘Baterai’, yaitu Nafas Kehidupan. Dengan maksud agar kita bisa bekerja dan berkarya, serta menjadi berkat bagi sesama seperti halnya jam dinding tadi. Selama ‘Baterai’ itu masih berfungsi, biarlah kita mau untuk terus melakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi sesama.
Tidak usah memusingkan diri dengan pujian dan penghargaan, sekalipun hal-hal baik yang kita lakukan tidak dilihat dan tidak dihargai oleh orang lain, kita harus terus melakukannya, Blessing..
Terimalah apa yang kita anggap layak dan bersyukurlah kalau ada orang yang menganiaya, karena itulah teladan Kristus. Ada sebuah quote mengatakan seperti ini:
“Memaafkan musuh jauh lebih mudah dari pada memaafkan seorang sahabat”.
Kalau hidupmu benar, tetaplah jaga kebenaran tersebut, karena kebenaran dianggap sebagai masalah ketika kita hidup di dunia. Doakan dan berkatilah mereka yang menganiaya, karena di sanalah engkau dipanggil untuk membawa teladan Kristus. Jadilah seperti ilustrasi ‘jam dinding’, dan tidak ada kata kebetulan dalam kamus Kristen. Kuat selalu di dalam Tuhan karena upahmu besar di surga.
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23).
(Ditulis dari Broadcast BBM pak Gembala..)